by

ASPIRASI KAMI WARGA CUKUP SATU KATA “ SING HADE “

Assalamu Alaikum, wr.wb

SUARAJABARSATU.COM | CIBUNGBULANG – Atas berkat Rahmat Alloh, didorong dengan niat luhur untuk menguatkan ikatan jalinan silatuhrahim, jiwa Ukhuwah Islamiyah persaudaraan sebagai warga masyarakat desa Cimanggu II, bumi pertiwi yang kita pijak ini.

Dalam rangka menjelang pemilihan kepala desa pada bulan maret 2023 nanti, kita sangat berharap suasana Kondusif Sukses tanpa ekses, sukses tanpa ekses bergantung kepada kita bersama.

Menurut Tokoh Masyarakat Cimanggu II Asep Hidayat, Spd, pilkades merupakan salah satu bentuk pesta demokrasi yang begitu merakyat,  pemilu tingkat desa ini merupakan ajang kompetisi politik yang begitu mengena kalau dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran politik bagi masyarakat.

“, Pada moment ini, masyarakat yang akan menentukan siapa pemimpin desanya selama 6 tahun ke depan. Banyak bentuk pesta demokrasi yang telah digelar dalam kehidupan politik kita sekarang. Pilpres, Pilkada Gubernur, Pilkada Bupati dan Pemilu Legeslatif, tak ketinggalan adalah Pilkades,”  papar Asep Hidayat.

Dalam pelaksanaannya begitu mendetail keterkaitan antara pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaannya. Sehingga, perlu ketelitian dari tiap calon pemilih dalam menilai calon pemimpin yang akan dipilihnya tersebut.

Lanjutnya lagi ,” Namun pilkades terasa lebih spesifik dari pada pemilu-pemilu di atasnya, yaitu adanya kedekatan dan keterkaitan secara langsung antara pemilih dan para calon,  sehingga suhu politik di lokasi sering kali lebih terasa dari pada saat pemilu pemilu yang lain,” papar Asep Hidayat.

Pengenalan atau sosialisasi terhadap calon-calon pemimpin bukan lagi mutlak harus lagi penting, para bakal calon biasanya sudah banyak dikenal oleh setiap anggota masyarakat yang akan memilih.

Namun demikian sosialisasi program atau visi misi sering kali tidak dijadikan sebagai media kampanye atau pendidikan politik yang baik, kedekatan pribadi akan sering kali banyak dipakai oleh masyarakat untuk menentukan pilihannya.

Di sini unsur nepotisme masih begitu kental membudaya, demikian juga dengan kolusi, hubungan baik dalam berbagai posisi juga banyak dijadikan sebagai unsur penentuan hak pilih. Demikian juga dengan unsur “ Money Politik “ yang sering dijadikan iming-iming dorongan dalam pemilihan.

Hal demikian akan menjadikan para calon harus mengeluarkan biaya yang begitu besar. Persaingan antar calon sering kali juga terjadi dengan berlebihan. Kalau demikian ini yang terjadi usaha penghapusan KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme ) akan terasa sulit diwujudkan.

Di sini pendidikan politik perlu dikembangkan. Kerelaan berkorban untuk kepentingan desa yang juga merupakan bagian dari bangsa dan negara ini tentu perlu diwujudkan. Tidak semua pengorbanan harus diukur dengan kontribusi uang. Kalau budaya maney politik di tingkat desa bisa dikikis, tentu sedikit demi sedikit di tingkat yang lebih atas hingga pemilihan presiden akan dapat diwujudkan proses pemilihan pelaksana pemerintahan yang jujur dan adil.

Kepada Masyarakat, Asep Hidayat mengajak untuk berperan aktif menjaga kodusifitas diwilayah masing-masing, serta tidak mudah terpancing dengan isu yang dapat memecah belah antar sesama masyarakat

“ Untuk itu dalam penyampaian aspirasi ini kami sampaikan kepada Panitia atau yang terlibat dalam Pesta Demokrasi Pildes kita maret 2023, aspirasi yang kami sampaikan cukup satu kata “ SING HADE”, pesan dan harapan Asep Hidayat Tokoh Masyarakat Desa Cimanggu II./hdr

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed