by

Bertualang Di Pantura Dengan Kereta

SUARAJABARSATU.COM | Tegal – Bolehlah kita melirik ke sejumlah kota yang berlokasi di titik-titik Jalur Pantai Utara Jawa. Sejumlah kota menawarkan pengalaman yang berbeda. Alih-alih berkendara dengan mobil pribadi, kita palingkan mata pada opsi perjalanan kereta.

Mengapa jalan-jalan dengan kereta? Pertama, kereta api menawarkan perjalanan tanpa jeda lalu lintas. Dengan kata lain, perjalanan akan relatif bebas dari dera kemacetan berjam-jam. Kedua, berkendara dengan kereta api juga membuat Anda lebih berhemat energi, baik secara fisik ataupun energi fosil. Ketiga, ada kisah historis di sejumlah stasiun kereta api di sepanjang Jalur Pantura.

Sebagian besar stasiun di kota-kota yang berlokasi di Pantura merupakan peninggalan zaman kolonialisme Belanda. Tengok Semarang, yang memiliki Stasiun Kereta Api Gudang atau Tambak Sari dan Stasiun Semarang Tawang. Stasiun Tambak Sari dibangun tahun 1864 dan merupakan stasiun tertua di Indonesia. Sayangnya, stasiun ini kerap terkena banjir rob karena letaknya di dekat laut. Saat ini pun, kondisi stasiun ini cukup memprihatinkan karena tidak difungsikan lagi sehingga terabaikan.

Berbeda dengan Stasiun Semarang Tawang yang dibangun tahun 1868. Stasiun ini masih baik kondisinya dan masih dipergunakan sampai sekarang. Anda bisa mencari tiket kereta dengan tujuan akhir Semarang di sejumlah aplikasi. Misalnya, Kereta Api Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, Jayabaya, Tawang Jaya, Bangunkarta, Sembrani Priority, dan Argo Sindoro.

Di Cirebon, ada dua stasiun yang cukup dikenal di sana. Stasiun Prujakan dan Stasiun Kejaksan. Stasiun Cirebon Prujakan dibangun pada tahun 1897 sebagai stasiun kereta api barang. Dari Stasiun Cirebon Prujakan ini, arus barang cukup ramai dari dan menuju Pelabuhan Cirebon. Sementara itu, Stasiun Kejaksan dibangun belakangan, pada tahun 1912.

Anda bisa melihat bangunan arsitektural khas Belanda di setiap sudut stasiun di Cirebon. Tembok-tembok tebal dengan langit-langit tinggi dan jendela yang memanjang ke bawah menjadi karakteristik umum bangunan peninggalan Belanda. Meskipun tidak seberapa besar, stasiun ini terbilang sangat kokoh dan masih tegak berdiri meskipun seabad telah berlalu. Anda bisa memilih sejumlah kereta api yang menuju Semarang jika ingin berhenti di Cirebon.

Stasiun Tegal juga tidak kalah menarik. Meskipun tidak sebesar stasiun di Cirebon dan Semarang, Stasiun Tegal juga merupakan bangunan peninggalan bangsa Belanda. Stasiun ini dibangun pada tahun 1885. Renovasi beberapa kali dilakukan di Stasiun Tegal. Namun, bentuk fisik awal bangunan yang kuat tetap dipertahankan.

Bangsa Belanda telah menorehkan sejarah tersendiri dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Selain stasiun di Semarang dan Cirebon, sejumlah stasiun kecil lainnya juga menarik untuk dikunjungi. Contohnya, Stasiun Haurgeulis dan Stasiun Pegaden Baru.

Duduk di kereta selama berjam-jam mungkin akan membuat jenuh. Namun, Anda bisa menyaksikan pemandangan di luar kereta. Jika Anda berkunjung ke salah satu kota, misalkan Cirebon, Batang, Pemalang, Kudus, atau Pekalongan, sempatkanlah diri sejenak untuk mengabadikan diri di depan kamera di stasiun tujuan Anda. Anda pun bisa menandai diri telah pernah menginjakkan kaki di monumen tak bersuara ini. (LIZ)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed