by

Kisah Bocah yang Bercita-cita Sebagai Penghafal Al-Quran Selamat dari Reruntuhan Gempa

SUARA JABAR SATU.COM | – Canda tawa ratusan pengungsi di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, pecah. Nadi kehidupan warga yang nyaris lumpuh akibat terjangan gempa Agustus 2018 lalu, sedikit demi sedikit mulai berdenyut lagi.

Meski harus melewati hari dengan segala keterbatasan, namun asa dan semangat untuk bangkit begitu menggebu, terutama terpancar dari anak-anak korban gempa Lombok.

Setidaknya itu yang dirasakan oleh Walikota Bogor Bima Arya saat mengunjungi dan melihat secara langsung ke wilayah pasca gempa di Kaki Gunung Rinjani, Senin (10/9/2018) hingga Selasa (11/9/2018).

Kedatangan Bima Arya dan tim membawa misi untuk menyalurkan donasi dari warga Bogor melalui gerakan #BogorUntukLombok yang digelar awal September 2018. Selain itu, tim juga melakukan aktivitas trauma healing yang dipandu oleh pendongeng asal Bogor Syamsul Yusuf atau yang akrab disapa Kak Syam.

Trauma healing adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan trauma yang ada. Di sisi lain, trauma healing adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain yang sedang mengalami gangguan dalam psikologisnya yang diakibatkan syok atau trauma.

Yang menarik, saat proses trauma healing Bima Arya tertarik dengan tingkah salah satu bocah berusia sekitar 11 tahun bernama Muhammad Kholis Arsyad. Ia terlihat bersemangat mengikuti sesi kuis. Sejumlah pertanyaan yang dilontarkan, ia tampak mencoba mengacungkan jarinya agar dipilih oleh pemandu acara.

Hingga pada akhirnya, Kholis diberi kesempatan untuk menjawab. “Iya kamu yang pakai baju olahraga SD warna oren. Pertanyaannya, Kota Bogor terletak di Provinsi mana?,” kata pemandu acara.

Tanpa ragu Kholis menjawab, “Jawa Barat.”

Sebelum menyerahkan hadiah berupa mainan dan alat tulis, Kak Syam bertanya seputar cita-cita Kholis. Jawaban bocah itu pun semakin membuat Bima Arya terharu bangga. “Cita-cita saya mau jadi penghafal Al Quran,” kata Kholis, diiringi tepuk tangan hadirin.

Tak itu saja, Sifat yang membuat Bima Arya bangga ketika Kholis memberikan hadiah itu kepada sang adik, Kholid Haekal Muhtadi, yang masih berusia sekitar 4 tahun.

Penasaran dengan kehidupan pribadi kakak beradik itu, usai acara Bima langsung meminta Kholis dan Haekal untuk mengantarkan ke rumahnya.

Terletak sekitar 500 meter dari lapangan pengungsian, Kholis kemudian menunjukan sebuah rumah berukuran 4×5 meter tanpa dinding lantaran sudah ambruk diguncang gempa.

Kholis kemudian bercerita dihadapan Bima saat gempa 7SR pada Agustus 2018 lalu menghantam desanya. “Waktu itu saya masih di dalam kamar sekitar jam 6 pagi. Ada guncangan keras sekali. Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa. Kemudian saya tidak sadar lagi,” cerita Kholis.

Saat sadar, Kholis sedang mendapatkan pertolongan medis lantaran terdapat luka dibagian kepala, punggung dan kaki. Bahkan hidung Kholis sempat mengeluarkan darah akibat tertimpa reruntuhan. Sang ayah, Supaidi (38) yang merupakan guru honorer di SD negeri setempat pun panik bukan main.

“Saya lagi buka pom mini di depan rumah. Kejadiannya begitu cepat. Saya dan istri saya hanya bisa menyelamatkan adiknya, Haekal. “Saya nangis. Alhamdulillah anak saya masih sadar meski sempat pingsan lagi. Mukjizat dari Allah,” kata Supaidi.

Bima Arya kemudian bertanya kembali kepada Kholis mengenai cita-citanya yang ingin menjadi penghafal Al Quran. “Biar masuk surga,” jawab Kholis, polos.

“Memangnya profesi lain gak bisa bikin masuk surga?,” timpal Bima.

“Bisa, asal soleh,” kata Kholis.

Selain Kholis, Bima Arya pun banyak menemukan anak-anak yang memiliki semangat dan cita-cita mulia lainnya.

“Saya terkejut dan terkagum melihat semangat juang anak-anak di daerah bencana. Percaya diri mereka tinggi, sangat agresif, ekspresif, berani. Mereka punya cita-cita yang tinggi. Tapi yang luar biasa sebagian besar dari mereka ingin menjadi penghafal Al Quran dan ingin jadi Ustadz. Ada juga beberapa yang mau jadi dokter, TNI, Polisi,” beber Bima.

Untuk itu, dalam penyaluran donasi #BogorUntukLombok Bima dan tim sepakat untuk memberikan donasi dalam bentuk pembangunan sekolah.

“Selain digunakan untuk membeli kebutuhan seperti selimut dan terpal, bantuan dari warga Bogor ini kami arahkan untuk membangun sekolah darurat demi mewujudkan cita-cita anak-anak Lombok pasca bencana,” ujar Bima.

Menurut Bima, meski tidak separah keadaan di Lombok Utara, kondisi di Sembalun Lombok Timur juga butuh penanganan serius. Tak sekedar banyaknya bangunan yang rusak, gemuruh longsoran batu di kaki Gunung Rinjani yang bisa kapan saja terjadi membuat warga sekitar hidup dalam kekhawatiran serta trauma.

“Saya lihat kondisinya memang membutuhkan penanganan yang masif dan luar biasa dari semua unsur. Saya lihat di lapangan kebutuhan mendesak itu adalah fasilitas yang mendasar seperti ketersediaan air bersih, bahan makanan pokok dan juga pendidikan untuk anak-anak,” jelasnya.

Untuk itu, Bima menyatakan akan membawa isu gempa Lombok ini ke forum lebih luas agar penanganannya bisa segera dituntaskan dengan semangat gotong royong.

“Saya ingin mengangkat isu ini ke forum yang lebih luas. Menyuarakan di Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) untuk turun serta meringankan beban ini. Karena saya lihat memang ada kebutuhan cepat, sementara ada keterbatasan APBD, siklus penganggaran, APBN. Jadi perlu dana swadaya dari masyarakat untuk membantu,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bima menyerahkan donasi ‘titipan’ warga Bogor senilai Rp512 juta. “Sebagian dibelanjakan untuk kebutuhan mendesak seperti terpal, selimut, bahan makanan pokok. Tetapi yang lebih besar lagi adalah kebutuhan permanen, kami akan alokasikan juga untuk membangun ruang kelas di tiga desa. Segera kita akan bangun itu, nanti akan kita tengok lagi sekitar November,” bebernya.

“Semoga bantuan ini bisa meringankan beban pengungsi di sini. Kami ingin Lombok bangkit, hilangkan kesedihan. Insya Allah pertolongan Allah akan datang bersama kesabaran,” tambah Bima.

Donasi tersebut diserahkan secara simbolis kepada Camat Sembalun Usman. Menurut Usman, wilayahnya menjadi salah satu yang terdampak gempa cukup parah. Ribuan rumah hancur, belasan ribu warganya mengungsi. (Humpro.sjs,ratu)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed