by

SMK Bangun Desa, Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Pedesaan

SUARA JABAR SATU | Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) mendorong Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar memaksimalkan perannya dalam membangun di wilayah-wilayah pedesaan, sehingga akan meningkatkan perekonomian masyarakat di pedesaan.

“Sebenarnya potensi di desa-desa banyak, tapi ini belum tergarap. Jadi anak-anak SMK ini, kita kerahkan untuk itu, karena SMK tidak sekedar hanya tempat belajar, tetapi mereka juga terjun ikut terlibat menciptakan lapangan pekerjaan di pedesaan,” kata Kepala Seksi Evaluasi, Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kemendikbud, Abdul Haris di Jakarta, Senin (10/2/2020).

Disebutkan, itu sesuai dengan Inpres No. 9 Taun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kemendikbud sudah banyak mendorong kegiatan seperti itu. Sebagai percontohan pada SMKN 1 Tengaran, Kabupaten Semarang, itu di bidang teknologi, busana, boga.

“Itu yang tadinya masyarakat tidak punya apa-apa, sekarang jadi punya, artinya mereka jadi punya skill, karena anak-anak SMK ini juga terlibat untuk pembinaan,” paparnya.

Sebagai contoh lainnya adalah SMKN H. Moenadi Ungaran, bidang pertanian. “Jadi ini lebih terasa, kemudian juga SMK Muhammadiyah Sukoharjo, itu bidang animasi, dan industri kreatif. Juga termasuk di Yogyakarta juga ada, di bidang teknologi, itu di SMK Muhammadiyah I Bantul. Jadi SMK bangun desa ini, ya benar-benar bangun pedesaan. Ini kita sedang dorong ke sana,” terangnya.

“Jadi, kita juga ingin mendorong menyukseskan Inpres No. 9 Tahun 2016 tersebut. Revitalisasi itu sebenarnya belum berhenti di tengah jalan, masih lampu merah, maka sekarang  kita dorong SMK Bangun Desa. Jadi bagaimana SMK itu berperan penting sebagai ujung tombak di pedesaan,” tegasnya.

Menurutnya, program SMK Membangun Desa ini secara resmi belum di launching, namun sudah berjalan, tinggal launching saja. “Bulan Maret ini, kita minta bisa dilaunching,” kata Haris.

Sementara ini, program SMK Membangun Desa ini di Solo ada tiga, Yogyakarta ada satu, Kalimantan Timur ada  dua. “ Setelah program SMK Membangun Desa ini digulirkan, memang belum banyak, kita tidak melihat jumlah siswa, tapi kita ingin melihat perannya yang besar,” ujarnya.

SMK Membangun Desa ini, antara lain, kalau di Yogyakarta itu, SMK  membuka diri untuk tempat pelatian masyarakat. “Jadi masyarakat bisa belajar di situ, untuk jadi montir misalnya, kalau itu di bidang teknologi,” kata Haris.

Program ini, juga dimungkinkan bisa dikolaborasikan dengan dana desa. “Saya kira kolaborasi dengan SMK ini jauh lebih baik, dan positif. Program SMK Membangun Desa ini, siswa-siswa dan gurunya akan terjun,” tuturnya.

Dengan adanya program SMK Membangun Desa ini, juga meningkatkan perekonomian masyarakat desa, karena yang tadinya motor masuk desa belum ada lokasi parkir, mereka bisa membuka tempat-tempat untuk penitipan motor, bisa buka warung, dan lain-lain. Jadi ini juga memberdayakan ekonomi masyarakat di desa,” imbuhnya.

Ia menambahkan, dalam program ini siswa bisa dilibatkan selama 3 tahun, atau  lebih.   Jadi setelah mereka selesai sekolah masih bisa terlibat di  program SMK Membangun Desa ini. “Ketika mereka masih belajar, itu termasuk di dalam kurikulum.  Implementasinya kurikulum disitu secara nyata,” tuturnya.

Ia menambahkan, ini baru pilot project, bagaimana SMK itu maksimal membangun perekonomian pedesaan, dan nanti  akan melibatkan industri. Maka diharapkan industri banyak terlibat dan berkontribusi untuk anak-anak SMK, khususnya dalam membangun sumber daya manusia terampil.

“Saya juga berharap, kawan-kawan di industri memanfaatkan super tax deduction. Ini tidak semua kawan-kawan industri tau. Nah ini saya gak tau apakah sosialisasinya kurang atau gak. Tapi saya kira kalau industri itu benar-benar memanfaatkan itu, merupakan sebuah perhatian yang bagus untuk membuka lapangan kerja, bagaimana menciptakan lapangan kerja, iklim yang benar-benar dekat SMK ini yang kita butuhkan,” ungkapnya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed