SUARA JABAR SATU.COM | DEPOK – Peningkatan kompetensi tenaga pendidik inklusi di Kota Depok melalui berbagai pembinaan digelar SMP Negeri (SMPN) 8 Kota Depok. Kegiatan ini diikuti oleh 30 tenaga pendidik dari 20 sekolah inklusi jenjang SD hingga SMA/SMK.
Kepala SMPN 8 Kota Depok, Paeran mengatakan, kegiatan yang digelar selama tiga hari, 28-30 September ini, mengundang berbagai pakar pendidikan inklusi di tingkat Kota Depok dan Provinsi Jawa Barat. Di kegiatan ini, para peserta mendapatkan materi seputar kebijakan pendidikan inklusi di Kota Depok dan kiat-kiat menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
“Karena pendidikan inklusi merupakan salah satu keharusan yang dilakukan oleh sekolah. Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan meningkatkan kompetensi dan kulitas guru-guru inklusi,” katanya, kepada depok.go.id, Minggu (30/09/2018).
Usai pembinaan ini, kata Paeran, diharapkan para peserta bisa melakukan identifikasi dan melakukan penanganan terhadap ABK. Terlebih lagi, imbuhnya, guru bisa membuat rencana program pembelajaran individu dan penilaian untuk anak inklusi.
Sementara itu, dalam pemaparannya, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud RI, Dedi Kustaman mengatakan, pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang mengakomodasi semua kondisi anak. Tanpa memperdulikan keadaan fisik, intelektual, dan bahasa.
“Karena misi pendidikan secara nasional memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh. Sekaligus, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengenyam pendidikan yang bermutu,” katanya.
Menurutnya, pendidikan terhadap ABK memerlukan stategi penanganan khusus. Karena itu, sambungnya, para guru di Kota Depok harus meningkatkan kualitas dalam mengajar.
“Terutama dalam menyusun Rancangan Pembelajaran Pendidikan (RPP), teknik mengajar, dan mengevaluasi pelajar inklusi ini,” tutupnya./hdr.-
Comment