by

Bernhard, SH. Direktur  Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Politik Kota, Tolak Pernyataan Kota Depok Paling Intoleran

SUARAJABARSATU.COM | Depok – Belum lama ini Setara Institute membuat resah warga dan para pemangku jabatan di kota Depok. Akibat dirilisnya penilaian Indeks Kota Toleran (IKT) 2021 dan dinilai kota Depok menjadi kota paling tidak toleran  diantara 94 kota di Indonesia, karena mendapatkan skor paling rendah yakni dengan skor 3,577 dari indikator yang digunakan lembaga itu.

Mendengar penilaian IKT 2021 itu, Bernhard, SH. selaku Direktur  Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Politik Kota yang juga sekaligus Aktivis Forum Komunikasi Komunitas  Kristen Depok, serta mantan Anggota DPRD Depok Periode 2014-2019 itu, menolak dan  menegaskan tidak benar kota Depok  adalah kota Intoleran.

Bernhard menyayangkan pernyataan dan hasil  Penelitian IKT 2021 Setara Institut tersebut, karena tidak didasarkan pada fakta-fakta  sosial dan keadaan realitas di masyarakat kota Depok yang selama ini menjalani kehidupan antar umat beragama cukup toleran, saling menghormati serta hidup berdampingan  secara harmonis. Bahwa Kebijakan Publik  Pemerintah  Kota Depok  selama ini menunjukkan tidak benar  diskriminatif atau berpihak kepada kelompok tertentu.

“Selama ini Pemerintah  Kota Depok  menunjukkan sangat  akomodatif  terhadap kelompok minoritas seperti kebijakan mengalokasikan  anggaran untuk honor Penyuluh  Rohani,  untuk para Ulama Kristen,  Katolik,  Hindu,  Kong Fu Cu  dan Budha. Termasuk dalam kehidupan beribadah,  tidak pernah ada tekanan dari aparatur pemerintah  daerah,” tandasnya menegaskan.

Kebebasan  menjalankan ibadah oleh kelompok  Minoritas selama ini dijamin oleh Pemerintah Kota Depok.  Di tingkat arus bawah kerukunan  hidup diantara sesama warga cukup baik dan toleransi dalam kehidupan  sosial serta kemanusiaan. Ini membuktikan  kota Depok sebagai kota dengan masyarakatnya yang pluralistik  hidup berdampingan secara damai.

“Maka oleh seba itu, pernyataan  Setara Institute  yang menyatakan  Kota Depok adalah kota paling Intoleran  harus ditolak dan tidak beralasan karena tidak didasarkan fakta sosial di masyarakat” pungkasnya.

Pernyataan sikap ini disuarakan dengan tegas oleh Bernhard, SH. selaku Direktur  Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Politik Kota Depok./brl.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed