by

Ekonomi Lebaran Menggeliat

SUARAJABARSATU.COM | JAKARTA –Dari momen lebaran, terlihat ada kegairahan di masyarakat. Ini menjadi indikasi positif pemulihan ekonomi terus menggeliat.
Peningkatan aktivitas ekonomi pada periode Lebaran 2021 menjadi indikasi positif dalam pemulihan ekonomi nasional. Hal itu tergambarkan dari laporan Bank Indonesia yang menyebutkan peredaan uang kartal secara nasional di lebaran tahun ini mencapai Rp145,5 triliun.

Sepanjang masa liburan Idulfitri 1442 Hijriah, aktivitas masyarakat merayakan hari besar itu terlihat lancar. Raut wajah gembira terlihat di masyarakat saat merayakan hari kemenangan, setelah sebulan berpuasa.

Tak dipungkiri, perayaan Idulfitri 1442 Hijriah kali ini masih sama seperti tahun sebelumnya, masih berlangsung di tengah-tengah keprihatinan akibat masih berlangsungnya wabah Covid-19. Di sejumlah wilayah, salat Idulfitri tetap dilaksanakan, baik di lapangan maupun di masjid, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang cukup ketat. Imbauan agar masyarakat senantiasa waspada terhadap pandemi, khususnya ketika merayakan hari kemenangan Idulfitri, tak kurang-kurangnya disampaikan Presiden Joko Widodo.

Kepala Negara mengemukakan, momentum Idulfitri tahun ini masih harus dilaksanakan dengan tetap menjaga kewaspadaan dari penularan virus corona. “Idulfitri tahun ini, kita masih harus berhadapan dengan pandemi Covid-19. Kita juga masih harus bersabar dan menahan diri karena tidak bisa bersilaturahmi secara langsung, secara tatap muka, dengan keluarga dan handai tolan,” ucap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengakui, berlebaran di tengah situasi pandemi ini merupakan sesuatu yang berat. Namun, katanya, umat muslim tidak memiliki pilihan, selain untuk bersama mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat. “Kita harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan kita semua, ya, kita semua, agar sesegera mungkin kita dapat terbebas dari pandemi,” ucap Jokowi.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlnagga Hartarto. “Salam sehat dan selamat lebaran. Tetap jaga dan laksanakan secara disiplin protokol kesehatan,” katanya, Kamis (13/5/2021).

Momen perayaan lebaran Idulfitri baru saja berlalu. Aktivitas masyarakat kini kembali ke normal. Dari momen lebaran tersebut, terlihat ada kegairahan di masyarakat. Itu menjadi indikasi positif bahwa pemulihan ekonomi terus menggeliat.

Peredaran Uang

Bukti ada kegairahan itu bisa terlihat dari peredaran uang kartal secara nasional pada lebaran tahun ini. Seperti dilaporkan Bank Indonesia (BI), peredaran uang kartal secara nasional pada lebaran tahun ini mencapai Rp145,5 triliun atau naik 41,5 persen dibandingkan dengan Lebaran 2020 sebesar Rp109,2 triliun.

Sementara bila dilihat per provinsi, hampir di semua provinsi peredaran uang kartal naik. Kawasan Jabodetabek, misalnya, daerah itu mencatat penarikan uang kartal naik tajam hingga 61 persen dengan nilai mencapai Rp34,8 triliun (2021) berbanding Rp21,7 triliun pada 2020. Kenaikan yang cukup eksponensial bisa jadi lantaran aktivitas masyarakat hanya di dalam kota, akibat adanya imbauan larangan mudik bagi warga ibu kota.

Kenaikan peredaran uang kartal juga terjadi di Sumatra Selatan. Di daerah penghasil empek-empek itu tercatat mencapai Rp3,5 triliun hingga 7 Mei 2021 berbanding Rp2,97 triliun pada 2020. Demikian pula dengan Nusa Tenggara Barat yang mencapai Rp2,54 triliun pada 2021 berbanding Rp2,04 triliun pada 2020. Di Jawa Tengah, peredaran uang kartal juga naik 42 persen menjadi Rp22,10 triliun pada 2021 berbanding Rp15,56 triliun pada 2020.

Itu baru dari peredaran uang kartal. Peredaran uang kartal itu juga tidak terlepas bahwa sebagian masyarakat, baik pegawai negeri sipil dan pegawai swasta telah menerima tunjangan hari raya (THR) selain masih mengalirnya bantuan sosial termasuk zakat fitrah.

Bisa jadi semua itu yang mendorong peningkatan konsumsi di masyarakat. Artinya, geliat pemulihan ekonomi sudah berada di jalurnya. Adanya peningkatan konsumsi di masyarakat telah diprediksi oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “THR dan gaji ke-13 kepada pegawai negeri akan memperkuat daya beli masyarakat hingga Rp151,2 triliun,” ujarnya.

Adanya situasi seperti di atas tentu menjadi kabar yang menggembirakan. Gambaran itu mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat. Namun demikian, harapannya itu semua jangan membuat kita jadi lupa diri. Pemerintah diminta tetap waspada dan tetap menggalakkan testing, tracing, dan treatment (3T) terhadap Covid-19. Pasalnya, dalam beberapa kali liburan, acapkali kita mendapatkan sajian data berupa kenaikan kasus Covid-19.

Terlepas dari semua itu, harapannya peningkatan konsumsi di masyarakat terus berlanjut di kuartal II-2021, sembari menjalankan program vaksinasi secara masif. Bila skenario itu benar-benar terjadi dan dijalankan dengan ketat, pertumbuhan konsumsi pada kuartal II diperkirakan bisa mencapai 4 persen–5 persen selain mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik lagi di kuartal yang sama.

Ini sesuai dengan prediksi Menko Airlangga Hartarto, yang optimistis ekonomi Indonesia dapat tumbuh 7 persen pada kuartal II-2021, sebagaimana pernah dikemukakan Presiden Joko Widodo.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed