by

Geliat Bongkar Muat Kapal Tol Laut di Depapre

Pelabuhan Peti Kemas Depapre merupakan wujud dari semangat kembali ke kampung adat. Anak-anak adat harus tampil mengelola peluang memajukan daerahnya sendiri

SUARAJABARSATU.COM | JAKARTA – KM Lognus 2 untuk kedua kalinya sukses bersandar di Pelabuhan Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, pada Minggu (21/2/2021) pagi. Mereka menurunkan 10 kontainer beras dari Merauke.

Usai menurunkan muatan, 11 kontainer kembali dinaikkan ke kapal untuk dikirim kembali ke Merauke. Sebelas kontainer tersebut, satu di antaranya berisi produk air dalam kemasan RobongHolo dan 10 lainnya berisi batu ciping.

Air kemasan RobongHolo diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jayapura. Pengiriman air kemasan RobongHolo ke Merauke sudah dua kali dilakukan, yang pertama saat KM Lognus sandar di Depapre, 27 Januari lalu. Sedangkan pengiriman batu ciping baru pertama kali dilakukan.

Batu ciping tersebut diproduksi oleh perusahaan lokal Jayapura, PT Midhyan Putra Mandiri Papua. Mereka mengirim ciping berbagai ukuran sebanyak 32.000 ton per trip dengan kapal tol laut Lognus 2. Pengiriman perdana 99 m kubik dengan menggunakan 10 kontainer. Dan tahap ke dua direncanakan 225 m kubik.

Perlu diketahui, di Merauke, permintaan batu ciping dan pasir sangat tinggi. Keduanya merupakan bahan utama pembangunan infrastruktur gedung, jembatan, dan jalan. Selama ini, kebutuhan batu untuk Merauke didatangkan dari luar pulau. Salah satunya dari Palu, Sulawesi Tengah.

Batu ciping juga dikenal dengan nama batu split yang biasa digunakan untuk campuran cor beton. Batu pecah ini dihasilkan dengan cara dihancurkan dengan menggunakan mesin stone crusher. “Sebagai pengusaha kami berterima kasih dengan terobosan Bupati Jayapura yang mendorong dibukanya Pelabuhan Depapre. Ini sangat positif karena membuka keterisolasian wilayah serta lapangan kerja bagi masyarakat setempat,” kata Direktur PT Midhyan Putra Mandiri Papua Yan Pieter Reba.

Hal yang menarik dari Pelabuhan Peti Kemas Depapre adalah pelabuhan itu dikelola anak- anak Adat Tabi. Bukan di bawah pengelolaan BUMN PT Pelindo–seperti pelabuhan kebanyakan—Pelabuhan Depapre dikelola Badan Usaha Pelabuhan Anak Perusahaan Daerah Kabupaten Jayapura. Begitu juga awak bongkar muat yang merupakan tenaga kerja dari daerah sekitar pelabuhan.

Untuk mengorganisir kegiatan bongkar muat logistik di Pelabuhan Depapre, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw memanggil pulang Direktur PT Maritel Group, Agustinus Nyaro. PT Maritel Group diketahui sebagai perusahaan logistik ternama di Samarinda, Kalimantan Timur. Agus merupakan pengusaha asli lembah Moy, Distrik Maribu, Kabupaten Jayapura.

“Pelabuhan Peti Kemas Depapre merupakan wujud dari semangat kembali ke kampung adat. Anak-anak adat harus tampil mengelola peluang memajukan daerahnya sendiri,” kata Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, suatu ketika.

Bagi Mathius, Pelabuhan Depapre dengan kondisi apapun harus jalan. Mengenai kekurangan-kekurangan akan diperbaiki sambil jalan. Termasuk penyediaan sejumlah fasilitas pelabuhan dan perbaikan jalan dan jembatan Sentani-Depapre. Pelabuhan Depapre merupakan bagian dari trayek Tol Laut T-19.hdr

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed