by

Terminal Damri Tanjungsari-Kebon Kalapa yang Memprihatinkan

SUARAJABARSATU.COM | Sumedang – Saya, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung dan selaku masyarakat Tanjungsari mulai menggunakan bus Damri jurusan Tanjungsari-Kebon Kalapa sejak tahun 2018. Tepatnya berada di dekat Pasar Tanjungsari, Sumedang. Bus Damri sangat diminati oleh masyarakat Tanjungsari dari berbagai kalangan. Mulai dari anak sekolah, pedagang, mahasiswa, pekerja bahkan masyarakat umum. Hal ini sangat bermanfaat bagi kami yang sangat memerlukan kendaraan umum untuk bepergian dengan tarif murah yaitu sekitar Rp.10.000 sedangkan untuk setengah perjalanan hanya Rp.5000.

Tahun 2019, bus Damri semakin banyak diminati. Sehingga membuat penumpukan penumpang di terminal, dikarenakan harus menunggu bus. Pengalaman saya, harus menunggu selama 30 menit sampai berjam-jam dengan alasan macet dijalan atau telat berangkatnya. Sangat disayangkan ketika orang menunggu bus Damri di terminal dengan berdiri, terutama orang tua yang sudah renta.

Kemudian, saya merasa miris dan prihatin melihat kondisi terminal bus yang hanya beralas tanah dan bebatuan, serta sedikitnya tempat duduk di terminal. Padahal terminalnya cukup luas seperti lapangan. Saat musim kemarau, ketika ada angin kencang membuat debu berterbangan. Dan saat musim hujan sempitnya tempat untuk berteduh, serta kondisi jalannya becek sehingga membuat peminat bus Damri tidak nyaman. Terutama sekarang sedang musim hujan, sulit untuk berteduh sambil menunggu bus di terminal. Sudah bertahun-tahun tidak ada perubahan.

Saya berharap ada perbaikan dan pemberian fasilitas yang nyaman untuk kenyamanan publik sebagaimana terminal bus Damri pada umumnya, serta ada penambahan bus Damri. Diharapkan ada tindakan secepatnya dari pemerintah untuk hal seperti ini. Terima kasih.

 

Penulis :  Fitriya Khoirun Nisa

Sumedang, Jawa Barat

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed