by

Surat Terbuka untuk Pemerintah Kota Bandung: Tolong Atasi Kemacetan di Bunderan Cibiru!

SUARAJABARSATU.COM | Bandung – Sebagai Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, rasanya sudah menjadi hal yang rutin dilakukan yaitu macet-macetan di Bunderan Cibiru. Bagaimana tidak, saya setiap hari berangkat ke kampus pasti melewati bunderan yang di penuhi manusia ini.

Memang ada beberapa titik di Kota Bandung yang sering terjadi kemacetan selain Bunderan Cibiru, seperti daerah pasar Ujung Berung, terminal Cicaheum, dan masih banyak lagi.

Namun, di sini saya hanya akan membahas daerah kemacetan yang sering terjadi yaitu di Bunderan Cibiru.

Daerah yang terkenal dengan sebutan Bunderan Cibiru karena letaknya di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, menjadi tempat yang sering dipenuhi manusia ketika terjadi kemacetan. Tidak ada yang mengira kota hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung ini akan menjadi daerah terkenal dengan kemacetannya, meskipun sebenarnya bunderan ini menghubungkan jalan antar kota atau kabupaten

Setelah saya telusuri untuk mengetahui sumber kemacetan yang sebenarnya, dari sepanjang perjalanan dari Cileunyi, Cinunuk, dan Cibiru. Baik jalanan yang mengarah ke arah bunderan maupun yang keluar bunderan, penyebab utamanya bukan karena adanya bunderan yang terlalu besar, tetapi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kemacetan di Bunderan Cibiru tersebut, yaitu:

  1. Supir angkot yang sembrono

Saya sangat mengerti, semua para supir sedang mencari penumpang dan penghidupan. Saya sangat hormat hal itu. Tetapi, tidak dengan nyerobot di jalanan dengan sembrono sehingga dapat memicu kecelakaan lalu lintas. Tidak sedikit penyebab kemacetan itu disebabkan oleh angkot-angkot yang sembrono di jalan dan berhenti di pingir jalan.

Tolong dengan sangat agar lebih berhati-hati lagi ketika berbelok atau hendak berhenti. Saya perhatikan beberapa angkot yang berjalan kemudian belok seenaknya tanpa menyalakan lampu sein, inilah orang-orang yang menyebabkan kekesalan antar pengguna jalan lain.

Jika tidak mau dibilang supir sembrono, perbaiki angkotnya dan saling menghargai dengan pengguna lain. Jangan seenaknya menggunakan jalan. Cibiru macetnya udah ngga masuk akal, jangan ditambah-tambahin.

  1. Keluar-masuk kendaraan pribadi dari gang-gang kecil

Sepanjang perjalan dalam mecari sumber kemacetan Bundean Cibiru, saya juga menemukan di pinggir jalan banyak gang-gang kecil dan di gang tersebut sudah banyak kendaraan yang sedang mengantri untuk keluar-masuk. Belum lagi kendaraan yang sekedar berbelok untuk balik arah terutama di gang Cibiru Hilir.

Hal ini saya kira juga jadi sumber kemacetan. Gimana tidak, untuk melewati gangnya saja, saya harus menunggu 5-7 menit tergantung banyaknya kendaraan yang keluar atau masuk. Jelas ini sangat membuang-buang waktu, apalagi kalau sedang terburu-buru. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali pasrah dengan keadaan dan menunggu giliran lewat.

Jalan satu-satunya untuk menghindari kemacetan yang tidak masuk akal ini, tidak lain dengan jalan kaki. Karena hanya dengan cara ini kita tidak ikut mengantri di jalanan.

Ada penyebab lain tentunya, seperti jumlah perantau yang akhirnya menambah jumlah manusia yang melewati Cibiru. Kemacetan pun jadi konsekuensi yang logis. Meski ya, harus bisa di manage. Semoga uneg-uneg saya ini didengar oleh pihak yang berwenang, agar ada solusi./red

Foto : Fadil Saeful Bagja. (Warga Desa Sayang, Jatinangor. Bandung).

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed