SUARA JABAR SATU.COM | JATENG – Banyak yang tidak tahu kalau peninggalan Hindu juga bertebaran di sekitar Candi Borobudur yang bernuansa Budha. Salah satunya adalah Candi Selogriyo. Selo artinya batu, sedangkan Griyo berarti rumah. Rumah batu. Candi ini berjarak tak lebih dari 30 menit dari Borobudur.
Candi Selogriyo ditengarai merupakan peninggalan masa Hindu sekitar abad 9. Arsitekturnya unik. Bangunan candi menghadap ke timur. Terdapat pintu masuk dari arah depan karena candi ini memang memiliki ruangan sekitar 3×3 meter. Bisa jadi ini adalah ruangan yang digunakan untuk bersemedi dan tempat ibadah.
Di empat sisi dinding bangunannya terdapat lima relung tempat arca-arca. Arca-arca tersebut adalah Durga Mahisasuramardini di dinding sebelah utara, Ganesha di dinding barat, Agastya di dinding selata, dan Nandiswara dan Mahakala di dinding sebelah timur. Sedangkan puncak bangunan candi berbentuk buah keben, sering disebut amalaka.
Candi Selogriyo berlokasi di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Paling aman menuju ke sini adalah menggunakan kendaraan pribadi. Ambil rute jalur Magelang-Bandongan. Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Setelah itu ada pertigaan, dengan gerbang sederhana bertuliskan penunjuk arah ke Candi Selogriyo.
Akses menuju Candi Selogriyo dulu berupa jalan setapak dengan kontur tanah berbatu. Dari perumahan penduduk ke candi, berjarak sekitar 2 kilometer. Saat ini setapak tersebut memang sudah dipaving, bisa ditempuh dengan motor. Jika mengunakan motor harap berhati-hati karena jalanan yang terjal, banyak turunan dan tanjakan sepanjang jalan menuju candi.
Menyusuri setapak menuju Candi Selogriyo, mata kita dimanjakan dengan pemandangan alam menakjubkan. Di lembah dasar jurang sana terlihat terasering sawah dengan tanaman padi menghijau. Mirip Subak di Bali. Jadi, tak perlu berjalan buru-buru. Nikmati segarnya udara gunung menyergap paru-paru, jauh dari polusi.(Portraitnusantara) hdr.-
Comment