by

Kontra Taktik yang Disiapkan Kroasia untuk Mengalahkan Rusia

-Hiburan, Olahraga-1,307 views

Rusia memakai taktikultra defensif saat melawan Spanyol, tentu menarik menunggu kontrataktik yang disiapkan Kroasia.

Suara Jabar Satu.com | Status tuan rumah kerap mendatangkan keuntungan tersendiri. Kali ini Rusia ingin mencoba meneruskan tren baik yang kerap dialami tim tuan rumah Piala Dunia.

Selama tujuh penyelenggaraan terakhir, lima tim tuan rumah melenggang hingga fase semifinal. Italia (1990), Perancis (1998), Jerman (2006) dan Brazil (2014) adalah contohnya. Tim-tim ini memang tim besar, karena itulah muncul teori: Afrika Selatan tim kecil, makanya gagal lolos ke semifinal. Namun Rusia tak perlu berkecil hati, mereka bisa saja menengok tim kecil lainnya, Korea Selatan, yang sukses mengguncang Piala Dunia 2002 dengan lolos semifinal saat menjadi tuan rumah.

Sejauh ini trennya positif bagi Rusia. Secara mengejutkan mereka menyingkirkan Spanyol dan mengulang rekor lolos ke perempatfinal pada Piala Dunia 1970 saat mereka masih berbendera Uni Soviet. Prestasi terbaik negeri itu adalah lolos ke semifinal Piala Dunia 1966.

Agar bisa menulis ulang sejarah itu, mereka mesti menaklukkan Kroasia di Fisch Stadium, Sochi. Masalahnya, bersama Belgia, tim yang dikapteni oleh Luka Modric ini merupakan tim tersolid kali ini. Mereka belum terkalahkan dan baru kebobolan dua gol.

Adaptasi Taktik Lawan

Sedikit yang membayangkan Rusia bisa menekuk Spanyol. Rusia masuk ke turnamen sebagai tim dengan peringkat terendah kedua setelah Arab Saudi. Berada di di grup relatif ringan, Rusia memang diprediksi bisa lolos dengan mudah. Mereka menggebuk Arab Saudi 5-0 dan Mesir 3-1. Namun melawan tim kuat, Uruguay, giliran mereka yang digilas 3-0.

Kekalahan dari Uruguay menegaskan mutu tim Rusia memang masih belum kompetitif. Mudah untuk mengatakan bahwa kekalahan dari Uruguay adalah bukti bahwa dua kemenangan awal mereka hanya karena faktor lawan yang lebih jelek, bukan karena Rusia yang kuat.

Ada pola tertentu ketika Rusia bertemu tim yang kualitasnya lebih di bawah. Ketika berjumpa Saudi dan Mesir, Rusia begitu agresif. Saat melawan Uruguay, mereka mencoba memainkan pola yang sama namun gagal total. Atas dasar itulah saat melawan Spanyol mereka bermain ultradefensif.

Formasi 4-2-3-1 yang biasa dipakai berubah menjadi 5-4-1 dengan menumpuk lima pemain di belakang dengan menyisakan striker tunggal Artem Dzyuba di depan. Taktik ini sukses. Dari 1200an umpan yang dibuat Spanyol, hanya satu kali yang sukses menembus barisan kokoh pertahanan Rusia ini.

Cara bertahan Rusia saat melawan Spanyol inilah yang menjadi perhatian Kroasia. “Ya, kami telah menyaksikan hampir semua pertandingan mereka,” kata pemain depan Kroasia Ivan Perisic, dikutip dari Reuters. “Melawan Spanyol mereka menggunakan sistem yang berbeda, tetapi Anda harus beradaptasi dengan setiap tim yang Anda lawan. Jadi mereka pikir itu adalah taktik terbaik untuk mereka, dan saya pikir mereka membuat keputusan yang tepat.”

Kroasia tentu saja berusaha untuk beradaptasi dengan taktik Rusia. Pujian Perisic atas pilihan taktik adaptif yang diambil Rusia juga bisa dibaca sebagai kesediaan Kroasia untuk beradaptasi pula dengan pilihan taktikal lawannya.

“Kemampuan beradaptasi sangatlah penting dalam sepakbola modern,” kata Gareth Southgate. (Tirto.id) Hdr.-

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed