by

Menumbuhkan Minat Baca Siswa Di Perpustakaan SDN Cipayung 1 Kota Depok

SUARA JABAR SATU.COM | DEPOK – Perpustakaan Sekolah Dasar bagi siswa bisa disebut jendela dan cakrawala dunia, perpustakaan sebagai gudang ilmu, karena di sanalah siswa mencari berbagai disiplin ilmu bisa di peroleh dan ditemukan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional berbunyi ;
” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Kepala SDN Cipayung 1 Mujaya, S.Pd mengatakan perpustakaan sekolah akan dioptimalkan untuk membangun kegemaran membaca, kami guru-guru di sekolah memiliki peluang untuk mengembangkan minat baca siswa dengan menugaskan siswa mencari buku-buku referensi yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran di perpustakaan sekolah.

Kepala Sekolah SDN Cipayung 1 Mujaya, S.Pd sebelah Kanan Berkopiah Hitam, bersama guru pengajar lainnya.

”Saat ini kebutuhan untuk perpustakaan yang tersedia di SDN Cipayung 1 sarana dan prasarana masih sangat kurang sehingga kami berusaha untuk memenuhinya dan menambah jumlah koleksi buku,” ujarnya.

Menumbuhkan minat baca pada siswa bukan suatu hal mudah, dengan kondisi perpustakaan yang kurang memadai, sarana dan prasarana tidak memenuhi standar, maka kualitas pendidikan kita sulit beranjak dari keterpurukan selama minat baca dan dunia perpustakaan tidak dibangun dan dikelola dengan sungguh-sungguh.

Pustakawan Istiqomah Zakiah bersama siswa berusaha menumbuhkan kecintaan minat baca.

Mutu Pendidikan kita tidak bisa lepas dari rendahnya minat baca dari siswa, baik dari siswa itu sendiri maupun dari pendidik yang notabene merupakan salah satu sumber pembelajaran.

Namun realita nya masih banyak di sekolah-sekolah masih yang tidak memiliki ruang khusus untuk perpustakaan dan tidak memiliki petugas khusus yang mengelola perpustakaan. Dengan demikian, wajar saja kalau siswa kita tidak terasah kemampuan membacanya karena memang tidak terfasilitasi dengan baik di sekolah.

Pustakawan SDN Cipayung 1 Istiqoman Zakiah melakukan berbagai usaha agar dapat menumbuhkan kecintaan terhadap minat baca pada siswa, antara lain melengkapi berbagai koleksi.

” jumlah koleksi buku yang ada saat ini berkisar 400 judul terdiri dari fiksi dan non fiksi, itupun sudah cukup lama, sebaiknya perlu perluasan ruang dan menambah koleksi buku, dan siswa merasa nyaman, ” papar Zakiah Pustakawan Sekolah.

Dalam upaya untuk memperbaiki kualitas perpustakaan maka penyelenggaraan atau pengelolaan perpustakaan harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan pedoman standard penyelenggaraan perpustakaan yang berlaku agar tujuan diadakannya perpustakaan dapat tercapai.

Perpustakaan yang di era dulu identik dengan bahan pustaka yang berupa buku-buku dan hasil karya serta laporan tertulis yang tertata dengan rapi di rak-rak buku, namun seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, berbagai bahan pustaka dan dokumen bisa di dapat dengan berbagai data elektronik, sehingga keberadaan perpustakaan dewasa ini mendapatkan tantangan yang berat.

Berbagai informasi yang dibutuhkan tidak harus dicari di ruang perpustakaan, karena dengan mudahnya saat ini segala informasi bisa diperoleh dengan searching lewat internet yang walaupun keakuratan dan validitas datanya kadang-kadang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Perpustakaan banyak dipandang sebelah mata oleh penyelenggara satuan pendidikan. Masih banyak sekolah menempatkan program perpustakaan pada prioritas bagian bawah. Di lapangan masih banyak kita temui keberadaan perpustakaan sekolah jauh dari kata ideal.

Masih sering dijumpai keberadaan perpustakaan sekolah tidak lebih dari suatu gudang yaitu tempat untuk menempatkan buku-buku pelajaran yang usang dan sudah tidak dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Koleksi buku-buku non pelajaran masih sangat kurang, sehingga yang ada adalah buku-buku pelajaran, dan itupun buku-buku hasil dari bantuan atau hibah pemerintah.(SuaraJabarSatu.com) Hdr.-

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed