by

Tingkatkan SDM Pengelola Garam, Kemenko Kemaritiman Dorong Pengembangan ‘Kampus Garam’ NTT

SUARAJABARSATU.COM | NAGEKEO NTT – Dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Alam (SDM) pengelola lahan garam di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Nagakeo bersama dengan Politeknik Negeri Ujung Pandang mengembangkan ‘Kampus Garam’. Kampus rintisan Akademi Komunitas Negeri (AKN) Nagekeo ini berada di Mbay, Nagekeo, NTT.

“Kampus rintisan ini bisa dikatakan sebagai kampus garam, karena kami satu-satunya yang memiliki program teknologi produksi garam sampai manajemen garam”, terang Direktur Akademi Amandus, saat menerima kunjungan Kemenko Kemaritiman, Kementerian Perindustrian dan PT Cheetham (8-10 Oktober 2019). Kunjungan ini merupakan rangkaian dari penandatangan MoU antara PT.Cheetham dengan Kabupaten Nagekeo, NTT terkait pengembangan lahan garam industri di Nagekeo.

‘Kampus Garam’ merupakan Kampus program studi di luar domisili (PDB) Politeknik Negeri Ujung Pandang yang menawarkan dua program studi yakni teknologi kimia industri dan administrasi bisnis. Kampus ini merupakan satu-satunya yang memiliki program studi teknologi produksi garam.

Namun kampus ini, lanjut Direktur Amandus, masih membutuhkan banyak bantuan. Meskipun tahun 2019 ini kampus tersebut telah berhasil meningkatkan programnya dari D2 menjadi D4 atau sarjana terapan, dirinya mengakui bahwa kampusnya masih terkendala infrastruktur.

“Area kampus ini masih blank spot, tidak ada sinyal selullar sama sekali. Mahasiswa kesulitan untuk mengakses informasi melalui internet. Listrik dan air juga sangat terbatas” ujarnya.

Terkait masalah sinyal telekomunikasi, Bupati Nagekeo telah bersurat kepada Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo untuk meminta bantuan pembangunan menara-menara BTS, mengingat daerah ini masih termasuk daerah 3T.

“Satu-satunya kampus garam di Indonesia ini masih membutuhkan bantuan kita semua untuk menjadikannya kampus yang paten dan kelak akan menghasilkan sdm paten untuk mengelola kekayaan alam, potensi garam, tidak hanya untuk Nagekeo, NTT dan Indonesia, tapi juga untuk dunia,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Non Konvensional Kemenko Kemaritiman Fatma Puspita Sari mengungkapkan bahwa memang sangat diperlukan peningkatan kualitas SDM secara simultan di Provinsi NTT ini, mengingat Provinsi NTT merupakan Provinsi Garam.

“Investasi di Nagekeo tidak hanya bersifat FDI (Foreign Direct Investment) dari Cheetham melainkan juga investasi sumber daya manusia,” terang Kabid Fatma.

Hal ini juga diamini oleh Presiden Direktur Cheetham Garam Indonesia Arthur Tanudjaja yang menegaskan pihaknya membutuhkan SDM handal dan akan mengutamakan tenaga kerja lokal. Cheetham juga menegaskan mahasiswa AKN telah melakukan praktek kerja lapangan di Cheetham bahkan sudah ada yang bekerja di Cheetham.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed