by

Keuntungan Ganda, Jadikan Tanaman Pisang Sebagai Pohon Pelindung Pada Budidaya Kopi

SUARAJABARSATU.COM | Tanaman kopi khususnya jenis atau varietas kopi arabika membutuhkan penyinaran matahari tidak langsung/terbatas dengan intensitas penyinaran teratur. Intensitas penyinaran matahari yang tidak terkendali, dapat menyebabkan tanaman kopi lebih mengalami pembungaan tidak serentak dan menyebabkan tanaman cepat tua dan rusak serta produktivitasnya rendah. Itulah sebabnya tanaman kopi membutuhkan pohon penaung yang bisa mengatur intensitas cahaya matahari yang dikehendaki tanaman kopi. Namun demikian harus dipastikan bahwa pohon naungan tidak sampai menjadi pesaing bagi tanaman kopi dalam penyerapan nutrisi atau hara dari dalam tanah, untuk itulah perlu langkah selektif untuk memilih tanaman yang cocok sebagai pohon penaung kopi.

Pada fase pertumbuhan (umur 0 sampai 18 bulan), tanaman kopi tidak begitu membutuhkan naungan, karena pada fase tersebut tanaman kopi justru membutuhkan intensitas penyinaran matahari yang cukup agar pertumbuhannya bisa optimal. Namun pada saat memasuki fase produksi (umur 18 bulan ke atas), tanaman kopi mulai membutuhkan naungan yang memadai, karena dalam fase tersebut tanaman kopi hanya membutuhkan penyinaran terbatas agar pembungaan bisa terjadi serentak dan seluruh bunga bisa berkembang menjadi buah.

Dalam fase berbuah, tanaman kopi juga hanya membutuhkan intensitas penyinaran terbatas agar dapat dicapai keseragaman dalam proses pemasakan buah, penyinaran berlebihan dapat menyebabkan buah masak lebih cepat tapi tingkat kematangannya tidak sempurna. Disinilah dibutuhkan penanaman pohon naungan agar produktivitas kopi dapat dipertahankan.

Fungsi naungan/pohon pelindung bagi tanaman kopi

Tanaman pelindung atau naungan sangat dibutuhkan tanaman kopi, terutama pada saat mulai memasuki fase produksi, ada beberapa fungsi atau manfaat dari tanaman pelindung ini, antara lain:

Mengatur intensitas penyinaran sesuai kebutuhan tanaman kopi, sehingga pembungaan, pembuahan dan pematangan buah bisa seragam dan kualitas biji kopi yang dihasilkan dapat dipertahankan
Mengurangi penguapan segera hingga humus tidak gampang hilang.
Mengurangi berlangsungnya erosi terlebih pada tempat miring.
Menghindar embun upas ( frost ) pada daerah-daerah tinggi dan mengurangi potensi serangan hama dan penyakit tanaman.
Sebagai sumber bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah.
Bisa menghambatt perkembangan gulma.
Syarat tanaman yang cocok sebagai pohon pelindung/naungan kopi

Tidak semua tanaman dapat dijadikan pelindung atau naungan pada tanaman kopi, tanaman yang kan dijadikan pelindung pada tanaman kopi setidaknya harus memiliki persyaratan sebagai berikut :

Tanaman mudah tumbuh, pohonnya tinggi dan bertajuk rindang.
Pertumbuhannya cepat.
Banyak menghasilkan daun dan tahan pemangkasan.
Daunnya cepat membusuk.
Perakaran dalam.
Batang dan cabang keras.
Tidak mudah terserang hama dan penyakit ;
Tajuk dan akar tidak mengganggu tanaman kopi;
Bijinya tidak banyak dan tidak tersebar sehingga tidak mudah tumbuh menjadi gulma Leucaena sp;
Daunnya bisa menjadi pakan ternak dan kayunya untuk kayu bakar,
Tidak menggugurkan daun , terutama pada musim kemarau;
Lebih diutamakan dati jenis leguminosa,
Mudah diatur secara periodik agar tidak menghambat pembungaan.
Jenis Tanaman yang cocok sebagai pohon pelindung tanaman kopi, seperti anjuran para pakar kopi antara lain :

Lamtoro, jenis Lamtoro yang digunakan sebaiknya jenis yang sedikit menghasilkan biji seperti Leucaena pulverulenta dan lamtoro hibrida klon L2 atau lamtoro yang tahan terhadap akar putih. Untuk mendapatkan tanaman lamtoro terbaik sebagai naungan/pelindung tanaman kopi adalah dengan teknik penyambungan dengan menggunakan varietas L. leucocephala (L2) sebagai batang bawah dan L.pulverulenta sebagai batang bawah. Sambungan antara L. lucocephala sebagai batang bawah dengan Lamtoro L. pulverulenta sebagai batang atas merupakan tanaman lamtoro yang paling baik saat ini.

Sengon laut (Albazia falcate), saat ini sengon laut merupakan pohon pelndung yang paling baik, terutama di dataran tingi dan daerah kering. Tanaman sengon laut ini baru dapat menaungi setelah berumur 3 tahun.

Namun demikian jenis lamtoro yang resistan terhadap jamur akar serta bibit sengon, agak sulit didapatkan oleh petani kopi di Datran Tinggi Gayo yang memiliki hamparan kebun kopi arabika terluas ini..

Pohon Pisang sebagai Alternatif Tanaman Pelindung Kopi

Sulitnya mendapatkan bibit pohon naungan yang cocok untuk tanaman kopi, membuat para petani mencari alternatif tanaman pelindung yang mudah didapatkan di sekitar lahan kebun kopi. Seperti yang dilakukan oleh beberapa petani di wilayah Atu Lintang, Aceh Tengah ini, mereka mencoba menanam pisang sebagai pohon pelindung pada tanaman kopi mereka. Pohon pisang itu ditanam berjajar di sela-sela tanaman kopi dengan jarak tanam sekitar 6 x 6 meter. Dari pengamatan fisik yang dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian, Masna Manurung, pemanfaatan tanaman pisang sebagai pohon pelindung kopi, menurutnya cukup baik, karena tanaman kopi yang ada dapat tumbuh dengan baik.

Lebih lanjut Masna menjelaskan, pemanfaatan tanaman pisang sebagai pelindung kopi cukup baik, karena selain berfungsi sebagai pelindung, tanaman pisang juga bisa menjaga kelembaban tanah pada saat terjadi musim kemarau. Selain itu limbah tanaman pisang juga bisa menjadi sumber pupuk organic yang baik bagi tanaman kopi. Dari segi ekonomis, menurut Masna, penggunaan tanaman pisang sebagai pohon pelindung juga memberikan keuntungan ganda bagi petani, selain dari hasil kopi, mereka juga dapat memperoleh penghasilan tambahan dari buah pisang yang saat ini prospek ekonominya juga cukup baik. Perakaran tanaman pisang yang dangkal, juga tidak berpotensi mengganggu absorbsi hara oleh tanaman kopi.

Meski demikian, menurut Masna, pertumbuhan anakan tanaman pisang harus dibatasi supaya tidak mengganggu serapan hara oleh tanaman kopi, menurut penyuluh penyandang gelar S1 Univaersitas Syiah Kuala dan S2 dari Universitas Barwijaya ini, setiap rumpun kopi cukup dipertahankan 2 anakan saja. Anakan yang terlalu banyak dikhawatirkan justru akan mengganggu pertumbuhan tanaman kopi.

Melihat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi yang diberi naungan tanaman pisang cukup baik, Masna berpendapat bahwa tanaman ini bisa menjadi alternatif pohon pelindung kopi. Namun dia belum berani merekomendasikan kepada petani untuk menanam pisang sebagai pelindung berupa tanaman, karena masih butuh waktu untuk mengamati dan meneliti untung ruginya menggunakan tanaman pisang sebagai tanaman pelindung kopi.

“Masih butuh pengamatan dan penelitian sekitar 3 – 4 tahun lagi sebelum kita merekomendasikan kepada petani, tapi sebagai alternatif, tidak ada salahnya kalau petani lainnya juga ikut mencoba” ungkap penyuluh yang juga aktif di komunitas Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) ini.

Meski demikian, apa yang telah dilakukan para petani di Atu Lintang ini perlu mendapatkan apresiasi dan tindak lanjut dari pihak-pihak terkait, penelitian lanjutan oleh Dinas Pertanian, Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan pihak terkait lainnya, sangat dibutuhkan oleh para petani, supaya mereka mendapat kepastian apakah menjadikan tanaman pisang sebagai pohon pelindung kopi ini baik atau tidak. Meskipun secara kasat mata, pemanfaatan tanaman pisang sebagai pohon pelindung kopi telah terbukti efektif dan memberikan keuntungan ganda kepada petani.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed