by

OPTIMISTIS PMI MANUFAKTUR MENINGKAT

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sangat optimistis Purchasing Managers Index (PMI) akan kembali di atas 51 karena adanya sejumlah kebijakan insentif.

SUARAJABARSATU.COM | JAKARTA –Industri manufaktur di tanah air masih menunjukkan geliat yang positif di tengah gempuran dampak pandemi Covid-19. Ini tecermin dari capaian Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari dengan menempati posisi 50,9.

Indeks di atas 50 menandakan bahwa industri manufaktur berada dalam level ekspansif sesuai yang dirilis oleh IHS Markit. Namun, PMI Februari itu sebetulnya mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Bagi Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, pencapaian itu tetap patut disyukuri. “Kami masih bersyukur PMI Februari tetap berada di level ekspansif. Kami sangat memberikan apresiasi kepada pelaku industri di Indonesia yang masih terus berjuang dalam menjalankan usahanya di tengah tekanan pandemi saat ini,” ujarnya di Jakarta, Senin (1/3/2021).

Menperin optimistis, dengan berbagai kebijakan dan stimulus yang telah diluncurkan pemerintah dalam upaya membangkitkan kembali gairah pelaku usaha dan pemulihan ekonomi nasional, PMI Manufaktur Indonesia bakal terus tembus di level ekspansif.

“Saya sangat optimistis pada bulan-bulan selanjutnya PMI akan kembali meningkat di atas 51 karena banyak kebijakan insentif berupa perpajakan seperti PPnBM [pajak penjualan atas barang mewah] dan PPN [pajak pertambahan nilai] yang banyak menguntungkan masyarakat sekaligus dapat mendorong konsumsi,” ujar Agus.

Tak dipungkiri, semua itu disebabkan adanya pandemi Covid-19. Usia wabah itu kini sudah setahun. Selama rentang waktu itu pula, bangsa ini bersama warga dunia lainnya berjuang dengan segala cara untuk melawan pandemi tersebut.

Semangat itu masih ada hingga kini. Banyak catatan selama setahun terakhir ini. Yang jelas, sampai hari ini, kita masih bertarung dengan angka kasus positif yang boleh dibilang masih tinggi.

Per Kamis (4/3/2021), kasus terkonfirmasi positif tercatat bertambah 6.808 orang. Adapun, secara keseluruhan, kasus konfirmasi positif Covid-19 telah mencapai 1.353.834 orang dengan yang sembuh mencapai 1.169.916 kasus.

Dari data itu, terlihat ada tren kurva yang mulai bergerak turun dan membawa harapan tersendiri. Apalagi, setelah program vaksinasi mulai digencarkan. Cakupan penerima vaksin yang juga kian meluas memberi optimisme baru bagi masyarakat.

Demikian juga bagi dunia usaha. Setahun dilanda Covid-19, wajah ekonomi dan bisnis di tanah air berubah total. Di sektor ekonomi, kita bisa melihat sejumlah indikator yang tersaji dalam beberapa waktu terakhir.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 masih mengalami kontraksi 2,07 persen. Ada secercah harapan karena angka kontraksi mulai mengecil, dan terus menuju pemulihan.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo dalam rakornas Kementerian Perdagangan, Kamis (4/3/2021) pun mematok pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 5 persen harus benar-benar dicapai. Presiden mengakui bahwa kondisi perekonomian dunia dalam ketidakpastian akibat pandemi selama setahun terakhir. Kabar baiknya, Indonesia mencatatkan kinerja neraca perdagangan 2020 mengalami surplus USD21,7 miliar.

Kendati demikian, kinerja perdagangan sangat terganggu dalam satu tahun terakhir. Terbukti, pertumbuhan ekonomi dalam negeri 2020 menyentuh minus 2,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Kita semuanya harus bekerja keras untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional kita target di dalam APBN tahun ini growth, pertumbuhan ekonomi kita harus mencapai angka kurang lebih 5 persen,” katanya melalu siaran Youtuber Sekretariat Presiden, Kamis (4/3/2021).

Dia mengatakan, target tersebut bukan sesuatu yang mudah setelah melihat fakta bahwa pertumbuhan ekonomi minus 2,19 persen pada tahun sebelumnya. “Saat ini bekerja harus dengan cara baru. Pasalnya semua orang mulai berubah meninggalkan cara-cara lama. Dan, kunci pertumbuhan ekonomi dalam negeri adalah investasi. Karena nggak mungkin kita menambah secara drastis APBN. Artinya, kuncinya ada di investasi serta menciptakan peluang kerja yang sebanyak banyaknya, ini yang ditunggu-tunggu masyarakat,” tuturnya.

Merujuk pernyataan Presiden Jokowi, bagaimana sebenarnya kinerja sektor perdagangan? Tidak buruk juga. Dari sisi perdagangan nasional, ada setitik harapan baru. Neraca perdagangan pada Januari 2021 kembali mengalami surplus yang cukup besar hingga USD1,96 miliar.

Neraca perdagangan membaik, karena kenaikan ekspor tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja impor. Kendati demikian, secara umum kita masih menghadapi pekerjaan rumah yang sama, yakni bagaimana mendorong ekspor, sehingga kinerja dagang yang tercipta benar-benar solid dan kokoh.

Begitu juga dari sisi investasi. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang 2020 mencapai Rp826,3 triliun, dengan motornya adalah investasi domestik. Capaian itu tentu saja menjadi oase, apalagi di tengah kondisi pelemahan ekonomi yang hampir terjadi di semua negara.

Berkaca dari data-data di atas, kita tentu berharap sektor perekonomian nasional kembali pulih. Upaya keras pemerintah pun terus mendorongnya lewat kebijakan-kebijakan yang tepat dan terarah tentu patut diapresiasi dan didukung.

Kebijakan pemerintah tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk tetap menjaga harapan masyarakat di tengah pandemi yang masih belum berujung. Sekali lagi, mari terus menghidupkan harapan itu, dengan beragam cara dan kolaborasi dari semua pihak, agar perekonomian kita tetap bisa survive di tengah gelombang pandemi.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed